RSS

♥Innii Uhibbuki Fillaah♥

 
• · Indahnya persahabatan dalam keta’atan kepada Allaah tabaraka wa ta’ala… ° • · ♡·♥ ♥·♡ · • ° Innii Uhibbuki Fillaah ° • · ♡·♥ ♥·♡ · • °

Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “(Agama) seseorang (dikenal) dari agama temannya maka perhatikanlah siapa temanmu.” (As Shahihah 927)

Ibnu Mas’ud berkata :

“Nilailah seseorang itu dengan siapa ia berteman karena seorang Muslim akan mengikuti Muslim yang lain dan seorang fajir akan mengikuti orang fajir yang lainnya.” (Al Ibanah 2/477 nomor 502 dan Syarhus Sunnah Al Baghawi 13/70)
Dan ia berkata :

“Seseorang itu akan berjalan dan berteman dengan orang yang dicintainya dan mempunyai sifat seperti dirinya.” (Al Ibanah 2/476 nomor 499)

Beliau melanjutkan : “Nilailah seseorang itu dengan temannya sebab sesungguhnya seseorang tidak akan berteman kecuali dengan orang yang mengagumkannya (karena seperti dia).” (Al Ibanah 2/477 nomor 501)

Abu Darda mengatakan :

“Tanda keilmuan seseorang (dilihat) dari jalan yang ditempuhnya, tempat masuknya, dan majelisnya.” (Al Ibanah 2/464 nomor 459-460)

Yahya bin Abi Katsir mengatakan, Nabi Sulaiman bin Daud Alaihis Salam bersabda: “Jangan menetapkan penilaian terhadap seseorang sampai kamu memperhatikan siapa yang menjadi temannya.” (Al Ibanah 2/480 nomor 514)

Qatadah berkata :

“Sesungguhnya kami, demi Allah belum pernah melihat seseorang menjadikan teman buat dirinya kecuali yang memang menyerupai dia maka bertemanlah dengan orang-orang yang shalih dari hamba-hamba Allah agar kamu digolongkan dengan mereka atau menjadi seperti mereka.” (Al Ibanah 2/477 nomor 500)

Syu’bah berkata, aku dapati tulisan dalam catatanku (menyatakan) bahwasanya seseorang akan berteman dengan orang yang ia sukai. (Al Ibanah 2/452 nomor 419-420)

Al A’masy mengatakan :

“Biasanya Salafus Shalih tidak menanyakan (keadaan) seseorang sesudah (mengetahui) tiga hal yaitu jalannya, tempat masuknya, dan teman-temannya.” (Al Ibanah 2/476 nomor 498)

Abdullah bin Mas’ud berkata :

“Nilailah tanah ini dengan nama-namanya dan nilailah seorang teman dengan siapa ia berteman.” (Al Ibanah 2/479 nomor 509-510)

Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “(Agama) seseorang (dikenal) dari agama temannya maka perhatikanlah siapa temanmu.” (As Shahihah 927)

Ibnu Mas’ud berkata :

“Nilailah seseorang itu dengan siapa ia berteman karena seorang Muslim akan mengikuti Muslim yang lain dan seorang fajir akan mengikuti orang fajir yang lainnya.” (Al Ibanah 2/477 nomor 502 dan Syarhus Sunnah Al Baghawi 13/70)

Dan ia berkata :

“Seseorang itu akan berjalan dan berteman dengan orang yang dicintainya dan mempunyai sifat seperti dirinya.” (Al Ibanah 2/476 nomor 499)

Beliau melanjutkan : “Nilailah seseorang itu dengan temannya sebab sesungguhnya seseorang tidak akan berteman kecuali dengan orang yang mengagumkannya (karena seperti dia).” (Al Ibanah 2/477 nomor 501)

Abu Darda mengatakan :

“Tanda keilmuan seseorang (dilihat) dari jalan yang ditempuhnya, tempat masuknya, dan majelisnya.” (Al Ibanah 2/464 nomor 459-460)

Yahya bin Abi Katsir mengatakan, Nabi Sulaiman bin Daud Alaihis Salam bersabda: “Jangan menetapkan penilaian terhadap seseorang sampai kamu memperhatikan siapa yang menjadi temannya.” (Al Ibanah 2/480 nomor 514)

Qatadah berkata :

“Sesungguhnya kami, demi Allah belum pernah melihat seseorang menjadikan teman buat dirinya kecuali yang memang menyerupai dia maka bertemanlah dengan orang-orang yang shalih dari hamba-hamba Allah agar kamu digolongkan dengan mereka atau menjadi seperti mereka.” (Al Ibanah 2/477 nomor 500)

Syu’bah berkata, aku dapati tulisan dalam catatanku (menyatakan) bahwasanya seseorang akan berteman dengan orang yang ia sukai. (Al Ibanah 2/452 nomor 419-420)


Al A’masy mengatakan :

“Biasanya Salafus Shalih tidak menanyakan (keadaan) seseorang sesudah (mengetahui) tiga hal yaitu jalannya, tempat masuknya, dan teman-temannya.” (Al Ibanah 2/476 nomor 498)

Abdullah bin Mas’ud berkata :

“Nilailah tanah ini dengan nama-namanya dan nilailah seorang teman dengan siapa ia berteman.” (Al Ibanah 2/479 nomor 509-510)
 
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

♥Jilbab, Menutup Aurat Atau Membalut Aurat…?♥

 
Jilbab bukan lagi menjadi kata yang asing didengar, terlebih belakangan ini, di mana wanita muslimah berbondong-bondong untuk mengenakan jilbab – dengan prasangka baik – bahwa mereka melakukannya sebagai wujud ketaatan akan perintah Allah dan Rasul-Nya. Ada perasaan nyaman bagi sebagian orang yang mengenakannya, karena pakaian yang dikenakannya akan meninggalkan kesan yang ‘lebih Islami’, terlepas dari cara dan mode pakaian yang dia kenakan.
Yang tidak banyak disadari, atau mungkin lebih sering diabaikan, bahwa jilbab bukan sekedar mengenakan pakaian lengan panjang, betis tertutup hingga tumit, dada dan leher terhalang dari padangan orang. Bahwa jilbab bukan sekedar membalut anggota-anggota tubuh yang tidak semertinya terlihat selain mahram. Tidak, Jilbab lebih dari itu!


Allah subhanahu wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. (QS Al-Ahzab [33] : 59)

Jilbab sejatinya adalah ‘body covering’, penutup tubuh (aurat) yang akan melindungi seorang wanita, dari pandangan dan penilaian orang lain, khususnya laki-laki, dan bukannya ‘body shaping’, pembalut tubuh yang menampilkan seluruh lekuk liku tubuh seorang wanita, membuat orang menoleh kepadanya.

Jilbab, di tangan wanita muslimah masa kini, telah kehilangan esensinya. Seperti komentar seorang rekan kerja dulu, ketika melihat dua orang gadis remaja berboncengan dengan jilbab yang serba ketat, “Yah.. jilbab sekarang kan untuk membalut aurat, bukan untuk menutup aurat!”

Padahal Allah subhanahu wa ta’ala telah memperingatkan:

وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,” (QS An-Nuur [24] : 31)

Saat ini, di tangan wanita muslimah masa kini, jilbab itu sendiri adalah perhiasan. Sebagian orang yang mengenakannya justru mengundang orrang (baca: laki-laki) untuk melihatnya, Betapa tidak, pakaian terututup yang serba ketat justru menggoda orang ingin tahu apa yang ada di baliknya. Baju model baby doll berlengan pendek, dipadu dengan manset dan jeans atau bicycle pants super ketat, atau jenis pakaian ketat yang menampilkan lekuk tubuh lainnya. Jika sudah begitu lalu apa bedanya dengan pakaian yang lainnya? Tambahan sepotong kain yang dililitkan pada kepala dan leher tidak menjadikan sebuah pakaian dikatakan berjilbab, karena toh yang memakainya masih terlihat seperti telanjang. Padahal Rasulullah telah memberikan peringatan keras, kepada para wanita yang berpakaian tetapi telanjang:

“Ada dua golongan penduduk neraka yang sekarang saya belum melihat keduanya, yaitu: wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berlenggak-lenggok dan memiringkan kepalanya seperti punuk unta, dimana mereka tidak akan masuk surga, bahkan mencium baunya pun tidak bisa” (HR Muslim dan Ahmad)

Hadits ini telah diabaikan, entah karena tidak tahu, atau mungkin tidak diperdulikan! Atau mungkin terlalu takut untuk mengetahui kebenaran yang akan menyebabkannya merasa terasing dari masyarakat, lalu membuatnya mentup mata, hati dan telinga. Atau bahkan yang lebih mengerikan lagi, dengan sengaja memberikan penafsiran berbeda mengenai perintah untuk menutup aurat itu, demi memenuhi hawa nafsunya!

Aduhai, entah kemana perginya rasa takut itu, seolah-olah kehidpan di dunia ini akan berlangsung selamanya dan ancaman manusia mulia, hamba dan utusan Allah untuk memberikan peringatan kepada manusia, tidak berarti apa-apa kecuali hanya sekedar gertak sambak! Na’udzubillah! Entah kemana perginya rasa malu yang seharusnya bermanifestasi pada prilaku dan cara berpakaian? Sebagian besar kita justru terlena pada penilaian kebanyakan orang. “Berjilbab bukan berarti ketinggalan zaman.” Atau, “Dengan jilbab pun bisa tampil modis dan trendi.” Entah mengapa, kita menjadi latah dengan penilaian orang kafir, mengenakan jilbab syar’I adalah symbol keterbelakangan, bahkan yang lebih menyedihkan lagi yang terjadi akhir-akhir ini, jilbab besar adalah cirri aliran sesat dan pengikut paham esktrimis!

Islam telah memuliakan wanita, menjaga kehormatan wanita dengan menetapkan batasan-batassannya, bukan untuk menjadikan wanita terkekang, sebaliknya bahkan untuk melindungi kaum wanita. Tubuh seorang wanita adalah milik pribadinya, bukan properti umum yang dapat dilirik, ditaksir dan diberikan penilaian. Wanita sejatinya adalah individu yang bebas, ketika dia mengikuti apa yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya bagi dirinya. Jangan mengira bahwa wania-wanita yang tampil trendi itu adalah orang-orang yang memiliki lebebasam memilih, karena toh mereka terkungkung oleh pandangan orang lain. Sederhana sekali, jika seseorang atau beberapa orang mengatakan kepada anda “kamu cantik dengan baju ini, atau dengan warna itu,” anda lalu mengikuti perkataannya. Padahal cantik adalah sebuah ukuran relatif yang senantiasa berfluktuasi sepanjang zaman. Layaknya mata uang, ia bisa mengalami devaluasi, Lalu di mana letak kebebasan itu, ketika seorang wanita membiarkan dirinya terbawa arus fluktuasi itu? Pilihan orang banyak adalah pilihannya? Pendapat orang banyak adalah pendapatnya?

Pada kenyataannya, jilbab adalah sesuatu yang masih asing di kalangan wanita muslimah, karena yang bertebaran saat ini hanyalah sekedar penutup kepala, pembalut tubuh, trend mode dan bukannya jilbab yang seharusnya berfungsi untuk menutup aurat dengan sempurna. Wallahu a’lam.

Semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayah untuk menjalankan ketaatan kepada-Nya, dan istiqamah di atas ketaatan itu. Amin.



http://www.khayla.net/2009/10/jilbab-menutup-aurat-atau-membalut.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

❤Untukmu Wahai Wanita…❤

 Wahai wanita yang dulu dikenal kemuliaannya Sedangkan sekarang mereka menginginkanya jadi bahan mainan dan senda gurau Tidaklah sama antara orang yang dibimbing oleh Rosululloh shollallohu’ alayhi wa sallam dengan orang yang mengikuti jejak Abu Jahal

Tidaklah sama antara wanita yang menjadikan ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anhu sebagai suri tauladannya dengan yang mengikuti langkah si pembawa kayu bakar (istri Abu Lahab)

Sesungguhnya malu adalah sebagian dari iman Maka jadikanlah ia hiasanmu wahai saudariku dan harapkanlah pahala karenanya

Jangan kau pedulikan apa yang mereka lontarkan dari berbagai kerancuan Karena engkau punya akal yang menunjukimu

Berpeganglah dengan bikhul tali keimanan Jagalah wibawamu dan jauhilah para pengajak kesesatan dan tinggalakan mereka

Kenistaan merupakan penyakit yang bahayanya akan menular seperti penyakit kudis

Jagaalah rasa malumu sebagaimana engkau menjaga kehormatanmu dan jangan lemah Bersabar dan tabahlah untuk menggapai keridhoan ALLAH subhaana wa ta’aLa

Betapa buruknya seorang gadis yang tidak punya rasa malu Sekalipun ia memakai perhiasan emas dan permata

Jilbab yang kita inginkan adalah kehormatan Bagi setiap wanita yang tidak ingin dicela dan dihina

Jika iblis merayumu untuk berbuat maksiat Maka binasakan dia dengan membaca istighfar

Juga dengan sholat di pagi hari dengan penuh kekhusyu’an Bersujud untuk mengakui dosa-dosa dan mendekatkan diri pada ALLAH ‘azza wa jaLLa

Tidak beguna kecantikan dan kecerdasan seorang gadis Jika tidak dipergunakan di jalan kebaikan

Kacantikannya hanya sebatas miliknya Akan tetapi yang bermanfaat bagi manusia adalah kehormatan dan kesholihannya

…Dikutip dari buku “Wahai Saudari Muslimah PAKAILAH JILBABMU, Karya Abdullah bin Abdurrahman Al-Duwaisy (Hakim di Mahkamah Bagian di Riyadh), Hal 10 – 11…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

♥Rabb.. KepadaMU jua harapanku♥

Bismillah....

Ya ALLAH......
Engkaulah yang paling mengetahui keadaanku....
Masa laluku...
Gelisah hatiku...
Lintasan pikiranku...
Juga cita-citaku...
Kebodohanku sbg manusialah yg membuatku menyandarkan diri pada ilmu-MU...
Ketidak sucianku dari dosalah yg mengarahkanku pd celupan-MU...
Kecintaan yg ENGKAU tebarkan demikian mempesona...
Dan menjadikan ku belajar mjd seorang wanita shalihah...
Walau ku tau diri ini blm lagi pantas menjamah citra sbg wanita shalihah...


Maka,
Dlm hari2ku yg msh tersisa ini...
Izinkan aku berlatih mjd wanita shalihah...
Semoga ENGKAU yg plg mengetahui diri ini...
Senantiasa memberiku bimbingan dengan cahaya hidayah-MU...
Memeliharaku dengan 'afiyah-MU...
Menolongku dgn inayah-MU...
Sungguh...
Semua ini mrpkn proses yg tak sederhana...
Ya ALLAH...
kpd-MU jua harapanku........

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

♥Sebelum Engkau Mengeluh♥

 
 
•♥• Hari ini sebeLum kamu mengataKan kata ~ kata yg tdk baik....
PikirkanLah tentang yg tdk dapat berbiCara sama seKaLi,

•♥• SebeLum kamu mengeLuh tentang rasa dari makananmu...
PikirkanLah tenteng seseOrg yg tdk pUnya apapun Untk dimaKan,

•♥• SebeLum kamu mengeLuh tdk pUnya apa ~ apa....
PikirKanLah tentang seseOrg yg meminta ~ minta dijaLanan,

•♥• SebeLum kamu mengeLuh bahwa nasib kamu bUruk....
PikirKanLah tentang seseOrg yg berada pada tingKat yg terbUruk didLm HidUpnya,

•♥• SebeLum kamu mengeLuh tentang sUami & Istrimu ....
PikirKanLah tentang seseOrg yg terUs memOhon kepada ALLAH untk diberiKan pendamping hidUp,

•♥• Hari ini sebeLum kamu mengeLuh tentang hidUpmu....
PikirKanLah tentang seseOrg yg meninggal terlalu cepat,

•♥• SebeLum kamu mengeLuh tetntang anak ~ anakmu....
PikirKanLah tentang seseOrg yg sangat ingin mempUnyai anak tetapi ia mandUL,

•♥• SebeLum kamu mengeLuh tentang rUmahmu yg kOtor krna pembantUmu tdk mengerjaKan tugasnya
PikirKanLah tentang seseOrg yg tinggal dijaLanan,

•♥• SebeLum kamu mengeLuh jaUhnya kamu teLah menyetir....
PikirKanLah tentang seseOrg yg menempUh jalan sama dgn berjaLan,

•♥• dan disaat kamu lelah & mengeLuh tentang peKerjaanmu....
PikirKanLah tentang org ~ org pengangguran, org ~ org cacat yg berharap mereka mempUnyai peKerjaan seperti kamu,

•♥• SebeLum kamu menunjUkkan jari & menyaLahkan org lain....
IngatLah bahwa tdk ada seOrgpun yg tdk berdOsa,

•♥• dan ketika kamu sedang bersedih & hidUpmu dLm kesUsahan...
TersenyUm & bersyUkurLah kepada ALLAH bahwa kamu maSih hidUp,

~ MengeLuh sangatLah manUsiawi untk itu mariLah kita senantiasa saLing berbagi dgn Org yg lebih memprihatinKan & membUtuhkan untk menambah rasa suKur kita, & sbgai manUsia kita masing ~ masing mempUnyai kelebihan & kekUrangan yg harUsnya kita syUkuri, krNa letak kebahagiaan Hati manaKaLa ia senantiasa bersyUkUr kepada Rabb-Nya...:)


~ by. Mutiara Hikmah ( yOutube ) ~

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

♥Cantiknya Bidadari♥

Penulis: Ummu Ziyad Fransiska Mustikawati dan Ummu Rumman Siti Fatimah
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar

Terheran-heran. Tapi itulah kenyataan. Seseorang – yang mungkin dengan mudahnya – melepas jilbabnya dan merasa enjoy mempertontonkan kecantikannya. Entah dengan alasan apa, kepuasan pribadi, materi dunia, popularitas yang semuanya berujung pada satu hal, yaitu hawa nafsu yang tak terbelenggu.

Padahal… nun di surga sana, terdapat makhluk yang begitu cantik yang belum pernah seorang pun melihat ada makhluk secantik itu. Dan mereka sangat pemalu dan terjaga sehingga kecantikan mereka hanya dinikmati oleh suami-suami mereka di surga.

Berikut ini adalah kumpulan ayat dan hadits yang menceritakan tentang para bidadari surga.

Harumnya Bidadari

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kecantikan Fisik

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rombongan yang pertama masuk surga adalah dengan wajah bercahaya bak rembulan di malam purnama. Rombongan berikutnya adalah dengan wajah bercahaya seperti bintang-bintang yang berkemilau di langit. Masing-masing orang di antara mereka mempunyai dua istri, dimana sumsum tulang betisnya kelihatan dari balik dagingnya. Di dalam surga nanti tidak ada bujangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ

“Demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.” (Qs. Ad-Dukhan: 54)

Abu Shuhaib al-Karami mengatakan, “Yang dimaksud dengan hur adalah bentuk jamak dari haura, yaitu wanita muda yang cantik jelita dengan kulit yang putih dan dengan mata yang sangat hitam. Sedangkan arti ‘ain adalah wanita yang memiliki mata yang indah.

Al-Hasan berpendapat bahwa haura adalah wanita yang memiliki mata dengan putih mata yang sangat putih dan hitam mata yang sangat hitam.

Sopan dan Pemalu

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati bidadari dengan “menundukkan pandangan” pada tiga tempat di Al-Qur’an, yaitu:

“Di dalam surga, terdapat bidadari-bidadari-bidadari yang sopan, yang menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan biadadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. Ar-Rahman: 56-58)

“Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.” (Qs. Ash-Shaffat: 48)

“Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.”

Seluruh ahli tafsir sepakat bahwa pandangan para bidadari surgawi hanya tertuju untuk suami mereka, sehingga mereka tidak pernah melirik lelaki lain.

Putihnya Bidadari

Allah Ta’ala berfirman, “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. ar-Rahman: 58)

al-Hasan dan mayoritas ahli tafsir lainnya mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah bidadari-bidadari surga itu sebening yaqut dan seputih marjan.

Allah juga menyatakan,“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah.” (Qs. Ar-Rahman: 72)

Maksudnya mereka itu dipingit hanya diperuntukkan bagi para suami mereka, sedangkan orang lain tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu. Mereka berada di dalam kemah.

Baiklah…ini adalah sedikit gambaran yang Allah berikan tentang bidadari di surga. Karena bagaimanapun gambaran itu, maka manusia tidak akan bisa membayangkan sesuai rupa aslinya, karena sesuatu yang berada di surga adalah sesuatu yang tidak/belum pernah kita lihat di dunia ini.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh pikiran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah mengetahui sifat fisik dan akhlak bidadari, maka bukan berarti bidadari lebih baik daripada wanita surga. Sesungguhnya wanita-wanita surga memiliki keutamaan yang sedemikian besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits,

“Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan lagi, seorang manusia telah Allah ciptakan dengan sebaik-baik rupa,

“Dan manusia telah diciptakan dengan sebaik-baik rupa.” (Qs. At-Tiin: 4)

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”

Beliau shallallahu’‘alaihi wa sallam menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”

Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”

Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.” (HR. Ath Thabrani)

Subhanallah. Betapa indahnya perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebuah perkataan yang seharusnya membuat kita, wanita dunia, menjadi lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk menjadi wanita shalihah. Berusaha untuk menjadi sebaik-baik perhiasan. Berusaha dengan lebih keras untuk bisa menjadi wanita penghuni surga..

Nah, tinggal lagi, apakah kita mau berusaha menjadi salah satu dari wanita penghuni surga?

Maraji’:
Mukhtashor Hadil al-Arwah ila Bilad al-Afrah (Tamasya ke Surga) (terj), Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

♥my Best Friend♥

بسم الله الرحمن الرحيم


Assalamu'alaykum warohmatullohi Wabarokatuh.......


My Best Friend ..............
Ummu Asma'

I know, you like the color purple ...
so I give you ....
Special for you .....

My dearLy Ukhty ....
Did you know that I miss?

I'd love to see you and talk about all things ....

Listen to your advice ....



SaUdariku.....

SunggUh aku menyayangimu karena ALLAH.....
Semoga ALLAH mengabulkan impian kita dan memudahkan kita untuk bersua lagi...
dan meliat suasana kota ana,kota magelang yang indah,sejuk dan tenang......
^^

Oia....

Ada satu hal yang kita belum mencobanya.....
Makan senerek!!
Yang masuk program Trans TV itu loo....
Inget ga?

Hehe,,,,

Dijamin uenak bgt lah.....^^


Nanti kita naik sepeda motor juga ya...
Muter-muter magelang......

Trus liat ex.SMA kita dulu dari belakang.....

Waah.....
Indah nian.....
Jadi inget kita dulu lari sore sama2 di trek sampai 10 putaran....
Trus nyari jambu di kebun belakang.....

^^

Waktu tiba sholat dzuhur,
anti yang slalu mengingatkan untuk bersama-sama pergi ke masjid....
Ana yang kadang bandel ga mau pergi ke masjid...
Tapi anti yang selalu sabar menasehati ana....

Pas hari minggu,ada pengajian,,,
Anti yang nyuruh ana pakai jilbabnya dan ikut kajian...
Tapi ana yg dulu jahil dan bandel masih suka ga ndengerin nasehat anti,
dan malah escape,
trus pesiar mendahului....

Duuh....

Masya ALLAH.....

Kini....
Sejak ana jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap pemahaman Islam yang benar ini,
ALLAH menjadikan kecintaan di hati ana (alhamdulillah) pada setiap apa-apa yang diperintahkanNYA......

Ukhty fillah....
Engkaulah sahabat yang selalu ada di saat ana senang maupun sedang  duka......

Ukhty....
Uhibbuki fillah ya sohibi.....
Semoga ALLAH senantiasa memudahkan setiap urusan kita yaa....
Keep istiQomah....!!^^
Doain ana hari senin uda UAS niy.....


Memories that will not be forgotten ....

Malang,2 Januari 2010....

Asy Syifa 'Ummu Muhammad




Tulisan ini ku tulis 1 tahun yg lalu..
Untuknya...
Sahabatku....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS